Jika bisa dianalogikan, anda ingin memilih menjadi telinga atau tangan? Yang pasti keduanya sama-sama memiliki sisi kanan dan sisi kiri. Sama-sama sebagai organ tubuh manusia yang sangat penting. Sama-sama membantu kita dalam menjalani hidup sehari-hari. Tapi kedua organ ini juga dapat menggambarkan bagaimana kehidupan kita di kehidupan masyarakat.
Tuhan menciptakan manusia lengkap dengan tangan. Mungkin bagi sebagian orang yang diberi kelebihan khusus dapat hidup normal tanpa tangannya. Tapi bagaimana jika kita tidak memiliki kedua tangan atau tidak dapat menggunakan tangan kita dengan sempurna? Tangan kanan dan tangan kiri sungguh pasangan duet yang saling pengertian. Ketika tangan kanan sibuk menghitung uang, tangan kiri dengan sabar melakukan pekerjaan yang kita anggap kotor seperti membasuh aurat kita setelah melakukan BAB atau BAK. Tapi tangan kanan dengan sangat pengertian memberikan jam pada tangan kiri. Saat kita makan dan tangan kanan kesulitan mengambil makanan dengan sendok, tangan kiri dengan sigap membantu tangan kanan dengan menggunakan garpu. Saat salah satu tangan merasa kesakitan, tangan yang lain dengan sigap akan membantu untuk menyembuhkannya, membelainya dengan lembut hingga rasa sakit itu mereda. Dan dengan kekompakan itu lah Tuhan juga menganugerahkan tangan kanan dan tangan kiri dapat dekat satu sama lain.
Bagaimana dengan telinga? Justru jika kita lihat kedua telinga ini adalah dua hal yang tidak bisa saling pengertian. Keduanya saling iri satu sama lain. Ketika telinga kanan diberikan anting, telinga kiri cemburu dan minta diperlakukan yang sama. Saat salah satu telinga kesakitan, telinga yang lain seolah tidak mau ikut sakit. Bahkan seakan-akan membiarkan hal itu terjadi. Itulah juga kenapa kedua telinga sampai akhir hayat tidak akan dapat menjadi dekat.
Lalu apa tujuannya saya menulis posting ini? Manusia adalah makhluk sosial. Anda pasti sering mendengar kalimat tersebut. Lalu apa hubungannya dengan tangan dan telinga? Anda harus ingat, bahwa kita tidak hidup sendirian. Anda boleh memilih untuk menjadi telinga yang selalu iri dengan kesuksesan orang lain (bedakan iri dengan termotivasi). Saat teman anda atau mungkin tetangga anda berhasil mencapai suatu keberhasilan, kemudian anda menjadi iri dan mencibirnya. Saat teman anda merasa kesulitan anda hanya diam saja, bahkan merasa itu sebagai sebuah kesenangan. Atau anda lebih memilih untuk menjadi tangan yang selalu give and take (bukan take and give)? Semua itu adalah sebuah pilihan. Saya tidak menyebutkan mana yang benar dan mana yang salah. Anda boleh memilih ingin menjadi tangan atau ingin menjadi telinga.
Do Your Best, Be The Best
Make Life Not Just Living