Kamis, 17 Maret 2011

Makna GAMBARU Bagi Warga Jepang

 Ditulis oleh seorang mahasiswi yg tinggal Jepang:
------------------------------
Say YES to GAMBARU!
By Rouli Esther Pasaribu


Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan.

Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu :
motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama),
motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi).
Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.

Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja.
Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan)

Sabtu, 12 Maret 2011

Menjadi Peramal Saat Mencari Pekerjaan

Waaah... Ternyata blog ini sudah mulai membahas klenik ya? Apa sudah mulai ngikutin trend seperti film-film di Indonesia yang isinya hantu melulu? Tentu saja tidak. Sekali lagi saya ingin menceritakan sebuah pengalaman yang saya alami pribadi.

Beberapa saat lalu seorang kenalan saya beberapa kali menanyakan perihal adanya lowongan kosong di perusahaan tempat saya bekerja. Sejauh yang saya tahu dia memang sedang mencari pekerjaan yang lebih layak dari tempat kerjanya yang sekarang. Dengan niatan ingin menolong, saya bantu menanyakan pada bagian HRD. Setelah beberapa kali perbincangan via message singkat, akhirnya teman kami yang di HRD ini menyarankan untuk melamar di posisi Sales Supervisor Area. Hmm..saya pikir posisi yang cukup lumayan untuk memulai. Langsung saja saya beritahu kenalan saya ini untuk segera mengirimkan CV dan Surat Lamaran Kerjanya pada perusahaan. Dengan harapan, dia bisa dipanggil dalam waktu dekat untuk wawancara. Karena yang saya tahu, memang perusahaan ini tingkat turn over karyawannya di bagian sales cukup tinggi.

Rabu, 09 Maret 2011

Kisah Seorang Supir Taksi

Ini adalah hasil dari pengalaman saya pribadi saat berlibur ke Yogyakarta. Bersama istri saya, kami memutuskan untuk berlibur kesana. Kenapa harus Yogya? Karena kota ini sudah saya anggap sebagai kota kedua saya. Meskipun saya bukan asli orang sana. Tapi saya sudah jatuh cinta dengan kota ini. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan hari ini. Karena percuma juga anda saya suguhkan cerita tentang apa saja yang kami lakukan saat liburan disana :)

Saat liburan di Yogya ini, kami menumpang salah satu taksi yang dipanggil via telpon saat kami selesai berkunjung dari keraton Yogya. Dari luar, saya melihat bentuk fisik taksi ini biasa-biasa saja. Tidak nampak eksklusif. "Ah..paling pelayanannya juga standar. Tapi ya ngapain juga dipikirin. Pokoknya nyampe ke tujuan lah" Itulah kesan pertama yang saya dapatkan

Tapi kesan itu mulai berubah saat kami mulai ngobrol dengan sang sopir. Saya tanya-tanya mulai dari keluarga, berapa lama jadi supir taksi, asli dari mana, dan beberapa pertanyaan lain dengan tujuan untuk membangun keakraban. Beliau pun akhirnya menceritakan beberapa pengalaman hidupnya. Termasuk hanya dari profesi supir taksi, dia bisa menyekolahkan kedua anaknya hingga lulus kuliah dan keduanya pun telah bekerja (yang sulung bekerja di salah satu hotel yang cukup besar di yogya, dan anak kedua baru diterima di salah satu bank swasta). Tapi yang lebih hebat lagi, mobil yang dia labeli sebagai taksi ini kepemilikan sepenuhnya punya beliau. Kenapa menurut saya cukup hebat? Berapa diantara supir taksi yang kita tahu yang berhasil memiliki mobilnya?