Rabu, 08 September 2010

Enterpreneur, Pengusaha, dan Karyawan

Akhir-akhir ini banyak fenomena yang menggaung-gaungkan kata-kata "enterpreneur". Dan dari banyak pelatihan-pelatihan enterpreneur yang ada, kebanyakan yang saya tahu adalah mengajarkan pada kita untuk tidak menjadi karyawan. Melainkan "Be Your Own Boss". Atau kalo boleh saya mengartikan, anda jangan jadi karyawan yang harus hidup di bawah telunjuk boss. Dan berwirausahalah saja agar menjadi seorang enterpreneur.

Saya sebagai seorang yang awam, akhirnya mengambil kesimpulan bahwa enterpreneur adalah sama dengan tidak bekerja untuk orang lain. Melainkan kerja untuk diri sendiri. Sehingga jika anda melihat keempat kuadran yang dikemukakan oleh Robert Kiyosaki, maka enterpreneur hanya milik orang-orang di luar kuadran E (Employee).


Jadi apakah enterpreneur sama dengan pengusaha? Ternyata setelah berbincang-bincang dengan seorang sahabat, kini saya harus mendefinisikan ulang tentang apa itu enterpreneur. Tahun 1985, Menurut Robert Hisrich, wirausaha (entrepreneur) adalah the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort,assuming the accompanying financial, psychological, and social risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction (entrepreneur adalah merupakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung risiko keuangan, kejiwaan, sosial, dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya).


Dan menurut Edison, enterpreneur adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita. Hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang enterpreneur adalah :
  • pengetahuan (knowledge);
  • kemampuan (skill)
  • pengalaman (experiences);
  • jaringan (networking);
  • informasi (information);
  • sumber yang ada (sources) :
  • uang, bakat, lingkungan, keluarga, dll.
  • waktu (time);
  • masa depan dan kesempatan (future & opportunity)
Berarti apakah semua pengusaha bisa dikatakan sebagai seorang enterpreneur? Jawabannya ternyata TIDAK. Karena jika kita mengacu pada definisi di atas, berarti seorang pengusaha/pedagang belum tentu sebagai seorang enterpreneur. Jika saya membeli buah pisang dari petani kemudian saya jual kembali pada konsumen dan saya mendapatkan sejumlah margin keuntungan, maka pada saat itu saya disebut sebagai pengusaha/pedagang. Tapi di lain cerita ketika anda membeli sejumlah pisang kemudian anda olah sedemikian rupa menjadi sebuah pisang goreng atau pisang bakar kemudian anda jual kembali, pada saat itulah anda menjadi seorang enterpreneur. Seseorang yang membuka franchise dan hanya sekedar menjual produknya tidak bisa dikatakan sebagai seorang enterpreneur, karena Ia hanya menjalankan sistem yang sudah berjalan. Seorang guru yang menyampaikan materi pelajaran fisika dengan cara bermain sulap dan mempersilahkan murid-muridnya untuk duduk seenaknya sendiri, itu bisa disebut sebagai seorang enterpreneur.


Bagaimana donk dengan karyawan? Ada beberapa karyawan yang mungkin masih merasa bahwa untuk menjadi seorang enterpreneur mereka harus keluar dari pekerjaan mereka. Dan mulai membuka usaha. Nah bagi anda yang seorang karyawan, ataupun bahkan yang masih belum bekerja (masih menempuh bangku pendidikan), anda pun tetap bisa menjadi seorang enterpreneur. Lalu bagaimana caranya? Berikut ini beberapa tips yang bisa anda praktekkan di dalam profesi anda masing-masing :

  1. Tingkatkan terus kemampuan anda, walaupun tanpa diperintah siapa pun. Orang yang akan terus berkembang adalah orang yang haus akan pengetahuan. Tingkatkan kemampuan anda dengan mencari pengetahuan-pengetahuan yang ada. Sekarang sudah sangat dimudahkan dengan adanya media internet. Anda hanya perlu terus menggali informasi-informasi yang ada. Dari situ anda dapat membaca adanya peluang, sehingga ada sesuatu yang dapat anda "jual"
  2. Miliki keberanian. Berani bukan berarti kita tidak takut. Berani artinya kita mampu untuk menaklukkan dan menghadapi rasa takut yang kita miliki. Rasa takut terhadap apa? Banyak. Rasa takut terhadap kegagalan, rasa takut dicemooh orang, rasa takut untuk keluar dari zona nyaman, dan rasa takut yang lainnya. Anda juga bisa baca tentang beberapa penyakit mental lainnya di sini dan juga tentang mengatasi zona nyaman di sini
  3. Dapatkan keteguhan hati (motivasi diri). Meskipun banyak seminar-seminar motivasi yang bermunculan, tapi hal itu akan percuma jika tidak terjadi proses internalisasi dalam diri. Karena apabila anda mendapatkan motivasi dari luar, efeknya hanya akan berpengaruh 2-3 hari saja. Maksimal 1 minggu. Jadi motivasi paling kuat itu harus dimunculkan dari dalam diri sendiri. Lalu bagaimana untuk senantiasa mendapatkan motivasi diri? Yang paling utama adalah memiliki pikiran positif, selanjutnya anda bisa banyak melihat di lingkungan sekitar anda. Anda bisa dapatkan dari buku, keluarga, teman, rekan kerja, kantor, rumah, dan lain sebagainya
  4. Kreatif. Untuk jadi kreatif kita tidak perlu pintar dalam satu bidang pendidikan tertentu. Yang penting anda, sekali lagi, bisa melihat-lihat di lingkungan sekitar anda. Saya mendapatkan satu link yang sangat bagus tentang bagaimana anda bisa berinovasi dengan cara berpikir kreatif di sini
  5. Take Action. Percuma jika anda hanya sekedar baca artikel ini, copy paste dalam notepad anda, diupload di blog anda, tapi anda tidak melakukan apa-apa. Berarti anda masih belum siap untuk menjadi entrepreneur. Solusinya anda kembali pada tips pertama dan anda lakukan sampai tips yang kelima ini. Segera LAKUKAN SEKARANG 



Berarti kesimpulannya adalah, semua orang bisa menjadi seorang enterpreneur dalam profesinya masing-masing. Tidak peduli anda sebagai seorang yang karyawan ataupun hanya siswa SMU. Yang paling utama adalah jangan pernah takut untuk melakukan perubahan. Karena dunia terus berubah. Jika kita hanya menjadi penonton terhadap perubahan itu, maka kita akan terlindas dari arus perubahan


Make Life Not Just Living
Do Your Best, Be The Best