Jumat, 05 Juli 2013

KARTU NAMA, Masih PENTING kah?

"Halo Pak. Salam kenal. Nama saya Derajat. Ini kartu nama saya"

Familiar dengan percakapan itu? Kenal dengan orang yang masih sering bagi-bagi kartu nama kepada orang yang baru dikenal? Atau mungkin anda adalah orang yang seperti itu? Kalau anda merupakan pengguna setia kartu nama, maka kita SAMA.
kartu nama Pembelajar Bodoh : tampak depan & belakang
Di era teknologi yang canggih dan gadget "bertebaran" dimana-mana ini, mungkin ada yang sudah menganggap kartu nama itu tidak penting. Buat apa saya pakai kartu nama, toh kita bisa langsung save kontak dia ke gadget kita. Masuk akal kan ya? Tentu masuk akal. Karena dengan praktisnya kita bisa langsung save kontak kenalan baru kita. Tanpa ribet, tanpa bingung mau disimpan dimana.



Tapi saya punya pemikiran yang agak beda nih. Setelah saya baca salah satu postingan di Blog Bukik tentang kartu nama ini, saya jadi agak tergelitik untuk bikin posting disini. Karena saya sangat setuju tentang isi postingan blog tersebut. Kartu Nama menjadi satu alat yang ampuh untuk menguatkan Personal Brand kita. Dengan mencantumkan apa yang biasa kita lakukan pada kartu nama kita, orang dapat dengan mudah mengingat anda. Bahkan kadang-kadang kita tidak perlu bingung harus menguntai kalimat seperti apa agar kita bisa menceritakan pekerjaan kita.

kartu nama lama
Dulu ketika saya masih aktif di perusahaan Network Marketing, saya mulai memahami pentingnya kartu nama. Kartu nama yang pertama kali saya buat tertuliskan "Personal Franchise Consultant" sebagai pekerjaan saya. Dan ini dengan mudah membuat orang lain menanyakan "Apa itu personal franchise consultant?". Dan disitu saya dengan mudah menawarkan konsep bisnis tersebut kepada si penerima kartu nama tersebut. Saya juga sempat membuat kartu nama yang saya tuliskan "Specialties in Motivation, Communication, Hypnosis, and Mindset Revolution" untuk menegaskan personal brand saya sebagai Motivator. Terakhir kali, saya mencoba hal berbeda. Di kartu nama personal saya yang terakhir, saya menuliskan "Hanya Seorang Pembelajar Bodoh" sebagai personal brand saya. Dan itu sukses membuat beberapa penerima kartu tersebut tersenyum simpul, dan kami bisa memulai perbincangan yang gayeng.

Untuk membuat kartu nama yang menarik pasti ada beberapa cara. Tapi kalau cara saya, yang mungkin bisa anda lakukan juga, adalah :

  1. Cool Tagline. Tentukan kalimat yang menggambarkan Personal Brand anda. Tapi tentukan kalimat yang beda dan menarik. Yang bisa membuat orang memunculkan efek penasaran dengan instan. Contoh, anda bisa menuliskan "Penguntai Nada" untuk menggambarkan anda yang berprofesi sebagai musisi / komposer
  2. Composition is everything. Pemilihan komposisi warna, font, dan gambar sangat menentukan. Ada beberapa style yang bisa anda gunakan. Tapi semakin unik dan kreatif desain kartu nama anda, orang pun akan dengan lebih cepat tertarik dengan kartu nama anda. Anda bisa cari beberapa alternatif desain kartu nama yang unik dan kreatif di google. Tapi tentu saja sesuaikan dengan Personal Brand yang anda usung
  3. Simple is the new awesome. Kartu nama yang crowded dengan konten identitas anda biasanya akan membuat orang tidak terlalu peduli. Jadi tentukan saja beberapa konten identitas yang bisa anda yang terpenting untuk dicantumkan. Tidak perlu semuanya. Karena bisa-bisa orang bakal tidak peduli terhadap isinya.
  4. Social Media Address? Why Not. Jaman sekarang sudah jaman Internet dan social media (socmed). Kartu nama bisa kita jadikan alat untuk mencantumkan alamat socmed anda. Tapi hati-hati, jika akun socmed anda tidak berisikan konten yang menggambarkan personal brand anda, yaa... sebaiknya jangan dicantumkan dulu deh.

Itu lah style saya dalam membuat kartu nama. Saya yakin anda pun memiliki Style sendiri. Siapa tahu dari yang saya bagikan ini bisa dijadikan tambahan masukan untuk anda.

Salam Keberuntungan dan selamat menebar kartu nama